Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts

Kamis, 06 Maret 2014

Taken-One Direction

Hello One Direction! Thank you so much for your beautiful songs. I love all of your songs especially from "Up All Night" album. The lyrics of your songs are really gripping. You and your songs really made my days. Hahahaha. And This Song, "Taken", is one of the best song of yours :D 


Taken

[Liam]
Now that you can't have me
You suddenly want me
Now that I'm with somebody else
You tell me you love me
I slept on your doorstep
Begging for one chance
Now that I finally moved on
You say that you missed me all along

[Harry]
Who do you think you are?
Who do you think I am?
You only love to see me breaking
You only want me cause I'm taken
You don't really want my heart
No, you just like to know you can
Still be the one who gets it breaking
You only want me when I'm taken

[Liam and Harry]
You're messing with my head
Girl that's what you do best
Saying there's nothing you won't do
To get me to say yes
You're impossible to resist
But I wouldn't bet your heart on it
It's like I'm finally awake
And you're just a beautiful mistake

[Harry]
Who do you think you are?
Who do you think I am?
You only love to see me breaking
You only want me cause I'm taken
You don't really want my heart
No, you just like to know you can
Still be the one who gets it breaking
You only want me when I'm taken

[Zayn]
Thank you for showing me
Who you are underneath
No, thank you, I don't need
Another heartless misery
You think I'm doing this to make you jealous
And I know that you hate to hear this
But this is not about you anymore

[Harry]
Who do you think you are?
Who do you think I am?
You only love to see me breaking
You only want me cause I'm taken
You don't really want my heart
No, you just like to know you can (no you don't, no you don't)
Still be the one who gets it breaking (breaking)
You only want me when I'm taken

[Liam]
Now that you can't have me
You suddenly want me

https://www.youtube.com/watch?v=s-JYhBlqZzs

Sabtu, 24 Agustus 2013

Surat Cinta, Habibie&Ainun :)

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi……
“Saya dilahirkan untuk Ainun dan Ainun dilahirkan untuk saya”
……Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku ….
BJ.Habibie

Senin, 05 Agustus 2013

Internship Program Garuda Maintenance Facility (Part 1: Penjelasan Umum)

Pada bulan Mei 2013 merupakan akhir dari semester 6 saya di Institut Teknologi Bandung. "Hore! waktunya liburan!", mungkin kalimat itu yang akan terbesit dipikiran kalian ketika memasuki akhir semester. Namun, hal itu tidak berlaku untuk mahasiswa yang akan memasuki tingkat akhir di bangku perkuliahannya. Sebagai mahasiswi teknik ITB tentu di liburan semester ini, saya wajib menjalankan sebuah tugas yang disebut Kerja Praktek.

Yah! Kerja Praktek!
Saya memilih untuk melakukan kerja praktek di bagian Radio Detecting and Ranging atau kebanyakan mahasiswa teknik telekomunikasi seperti saya menyebutnya RADAR. Pada dasarnya, jurusan Teknik telekomunikasi dibedakan menjadi dua sub-jurusan yaitu Radar dan Telematika (Telekomunikasi Informatika). Saya lebih tertarik pada radar karena menurut saya lebih menantang aja sih.. :P

Oke! kembali ke Kerja Praktek!

Garuda Maintenance Facility atau GMF AeroAsia adalah perusahaan tempat saya melakukan kerja Praktek. Saya ditempatkan di gedung Workshop 2, Unit TCA (Avionic Component Maintenance), Radio and Communication Area. 
Sebelumnya, saya akan menceritakan bagaimana kalian bisa sampai di kantor GMF AeroAsia ini.
Nah, Jika kalian datang dari luar kota, maka begitu mendengar kata GMF, pasti tempat pertama yang akan kalian tuju adalah Bandara Soekarno-Hatta. yeah, that's right! nah, agar tidak terjadi kebingungan seperti pada waktu kali pertama saya datang kesana, rutenya dapat saya jelaskan seperti berikut:
  1. Menuju ke Bandara Soekarno-Hatta, turun di Terminal berapapun boleh sih (Paling cepat pilih terminal 1)
  2. Di Terminal, cari Mobil TransBandara dengan tulisan "Airport Transportation", mobilnya berwarna silver, biasanya sih mobil "Granmax" dengan rute Rawa Bokor-Bandara-M1. Kalian tinggal bilang saja mau ke kantor GMF pasti supirnya langsung ngerti deh. Nah, tarif untuk angkutan Bandara ini adalah 5000 rupiah jauh dekat sekali jalan. 
  3. Kemudian, tibalah kalian di area perkantoran Bandara, dimana salah satu diantara kantor-kantor tersebut adalah GMF AeroAsia. 
Nah, jika kalian memiliki kepentingan yang sama dengan saya, tentu selanjutnya kalian akan mencari rumah kos-kosan untuk beristirahat selama kerja praktek ini.
Daerah belakang Bandara Soekarno-Hatta memang bisa dibilang masih sangat asing bagi yang datang pertama kali kesini, daerahnya masih sepi pemukiman dan kebanyakan jadi pergudangan gitu deh. Jadi, kalau tidak tahu memang akan sangat sulit untuk menemukan rumah kosan. 
Untuk mencari kosan, dengan menggunakan mobil angkutan bandara tadi, kalian bilang "mau turun di M1, Pak". Setelah tiba di tempat yang dimaksud M1 tadi, cari ojeg, bilang kalau kalian menuju ke "Perumahan Bandara Mas" nanti si Bapak Ojek akan mengantarkan kalian sampai ke Perumahan gitu, biasanya tarif ojeknya 10.000 rupiah. Nah, di Perumahan Bandara Mas tersebut ada banyak sekali kos-kosan, tinggal pilih deh. Untuk angkutan dari kosan (di Bandara Mas) sampai di kantor GMF, biasanya kebanyakan menggunakan jasa ojek atau jalan kaki juga bisa karena jaraknya tidak terlalu jauh. Tarifnya ojeknya sendiri bervariasi ada yang 10.000 rupiah atau ada yang 15.000 rupiah tergantung pintarnya kalian menawar deh.

Selanjutnya, kita kembali ke GMF AeroAsia.
PT GMF AeroAsia merupakan anak perusahaan dari Garuda Indonesia. GMF AeroAsia bergerak dibidang maintenance atau perawatan pesawat. Pesawat yang di-maintenance di GMF ini, tidak hanya pesawat milik Garuda Indonesia, namun juga pesawat-pesawat lainnya. 
GMF AeroAsia memiliki 3 Hangar dan 1 hangar lagi masih dalam masa pembangunan. Nah, buat kalian yang tidak tau, hangar itu adalah tempat pesawat dibongkar-bongkar, tempat parkir kalau pesawat lagi dibenerin lah intinya. 
Hangar 1, biasanya ditempati oleh pesawat-pesawat dengan ukuran yang sangat besar, misalnya MaxAir dengan type Boeing 747. Hangar 2, lebih ke pesawat-pesawat kecil bahkan ada pesawat yang sangat kecil yaitu CRJ 1000 NG Bombardier yang merupakan pesawat milik Kanada. Selain itu, ceremony juga biasanya dilakukan di hangar 2 seperti saat penyambutan pesawat barunya Garuda Indonesia Boeing 777, acaranya dilakukan di hangar 2 ini. Hangar 3, lebih ke pesawat sedang yang mengalami overhaul atau turun mesin deh istilahnya.

Selain 3 hangar yang sangat besar, GMF AeroAsia juga memiliki 2 gedung Workshop. Workshop 1 digunakan untuk melakukan pemeliharaan komponen pesawat yang berukuran besar atau komponen-komponen pesawat yang sedang overhaul. Workshop 2 digunakan untuk melakukan pemeliharaan komponen pesawat yang berukuran kecil bahkan sangat kecil, seperti alat-alat navigasi atau komunikasinya. 
Ada juga Engine Shop dan Engine Test Cell yang fokusnya khusus kepada perawatan engine pesawat yang super gede-gede itu.

Untuk kantin, di kantor GMF AeroAsia ini terdapat kurang lebih 5 kantin. Kantin pertama terletak di depan, dekat dengan Masjid Attaqwa, tapi hati-hati loh kantin ini termasuk kantin termahal di GMF. Kantin kedua, masih terletak di bagian depan yaitu di gedung serbaguna, disini cukup murah dan pilihan makanannya juga cukup banyak loh. Kantin ketiga, ada di belakangan yaitu di Hangar 2, nah disini kantinnya paling komplit dan lengkap tapi biasanya selalu ramai. Untuk dua kantin lainnya terletak didaerah engine shop, yaitu kantin masakan jawa dan masakan padang.

Oke, kayanya cukup deh tentang penjelasan umum dari PT GMF AeroAsia ini. Semoga tulisan saya ini bisa berguna untuk adik-adik yang berniat melakukan kerja praktek di GMF AeroAsia. Pokoknya dijamin gak bakal nyesel deh kerja praktek disini, karena terlalu banyak hal baru yang bisa kita tahu, hal yang belum tentu bisa dirasakan oleh orang lain. Misalnya, masuk ke cockpit pesawat :D

Salam,
Ni Wayan Dessy Eka Rahayu
Teknik Telekomunikasi 2010
Institut Teknologi Bandung

Sabtu, 09 Februari 2013

segenggam pasir pantai

Aku belakangan ini suka membaca bberapa blog orang, aku tidak kepo, aku hanya sedang menikmati menjadi pembaca. Selama membaca blog-blog tersebut, aku mendapatkan banyak sekali pembelajaran. pembelajaran untuk diriku sendiri, pembelajaran tentang bagaimana aku harus bertindak agar aku bisa menjaga keharmonisan cinta yang selama ini telah ku rajut.
Setelah membaca, aku membagi beberapa cerita yang ku baca dengan kakak-kosan-ku-yang-sangat-dewasa. Ceritaku brakhir dan kemudian dia memberikan aku nasihat yang tentu sampai kapanpun akan aku ingat, karena aku percaya pada pengalaman percintaanya, pengalaman dia disakiti setelah menjalin hubungan yang sangat amat lama.Adapun nasihat yang dia berikan dimalam itu adalah:
"Cinta itu seperti genggaman pasir pantai,Des. kalau kamu membiarkannya terbuka terlalu lebah dalam genggamanmu, maka pasir-pasir itu lama-lama akan habis tertiup angin. Tapi sebaliknya, jika kamu menggenggam pasir itu terlalu erat, maka tanpa kamu sadari pasir itu akan habis karena keluar dari sela-sela jari tanganmu. Jadi, bersifatlah wajar. Genggamlah pasir itu dengan wajar, jangan sampai dia terbang karena tertiup angin tapi jangan juga terlalu erat sampai dia keluar melalui sela-sela jari. hanya pastikan bahwa pasir itu masih tetap ada ditangamu"
dia hanya mengatakan itu dan aku langsung meresapinya, memang benar begitu adanya.
Sebanyak apapun pasir ditangan kita, jika kita biarkan terbuka lama-lama akan tertiup angin pantai dan seberapa besarpun cinta dan komitmen yang telah kamu punya tapi jika kamu tidak memberikan perhatian, cuek dan seakan mengabaikannya maka cinta itu akan pergi, tertiup oleh kehidupan barunya, terbawa angin tanpa bisa kau jaga dan ketika kamu sadari ternyata dia sudah hilang, benar-benar pergi.
Dan seberapa besarpun cinta jika kamu terlalu mengekang, menggenggam terlalu erat dan tidak memberikan dia celah untuk bernafas maka lama kelamaan tanpa kamu sadari cinta itu akan menjauh dengan sendiri, pergi atau mungkin kabur seperti butiran pasir yang keluar melalui sela jari, tanpa permisi.
Jadi, bersifatlah wajar pada cinta. Sayangi, jaga, berikan kehangatan dengan genggaman yang wajar. berikan genggeman yang lembut, jangan biarkan kedinginan tertiup angin, jangan juga biarkan dia sesak dalam genggamanmu.
Yakinkan bahwa pasir dalam genggamanmu nyaman berada disana, yakinkan cintamu bahwa dia nyaman berada dalam hatimu dan kamu juga nyaman dihatinya.

Jumat, 08 Februari 2013

MARRIED OR NOT, YOU SHOULD READ THIS ...


“When I got home that night as my wife served dinner, I held her hand and said, I’ve got something to tell you. She sat down and ate quietly. Again I observed the hurt in her eyes.

Suddenly I didn’t know how to open my mouth. But I had to let her know what I was thinking. I want a divorce. I raised the topic calmly. She didn’t seem to be annoyed by my words, instead she asked me softly, why?

I avoided her question. This made her angry. She threw away the chopsticks and shouted at me, you are not a man! That night, we didn’t talk to each other. She was weeping. I knew she wanted to find out what had happened to our marriage. But I could hardly give her a satisfactory answer; she had lost my heart to Jane. I didn’t love her anymore. I just pitied her!

With a deep sense of guilt, I drafted a divorce agreement which stated that she could own our house, our car, and 30% stake of my company. She glanced at it and then tore it into pieces. The woman who had spent ten years of her life with me had become a stranger. I felt sorry for her wasted time, resources and energy but I could not take back what I had said for I loved Jane so dearly. Finally she cried loudly in front of me, which was what I had expected to see. To me her cry was actually a kind of release. The idea of divorce which had obsessed me for several weeks seemed to be firmer and clearer now.

The next day, I came back home very late and found her writing something at the table. I didn’t have supper but went straight to sleep and fell asleep very fast because I was tired after an eventful day with Jane. When I woke up, she was still there at the table writing. I just did not care so I turned over and was asleep again.

In the morning she presented her divorce conditions: she didn’t want anything from me, but needed a month’s notice before the divorce. She requested that in that one month we both struggle to live as normal a life as possible. Her reasons were simple: our son had his exams in a month’s time and she didn’t want to disrupt him with our broken marriage.

This was agreeable to me. But she had something more, she asked me to recall how I had carried her into out bridal room on our wedding day. She requested that every day for the month’s duration I carry her out of our bedroom to the front door ever morning. I thought she was going crazy. Just to make our last days together bearable I accepted her odd request.

I told Jane about my wife’s divorce conditions. . She laughed loudly and thought it was absurd. No matter what tricks she applies, she has to face the divorce, she said scornfully.

My wife and I hadn’t had any body contact since my divorce intention was explicitly expressed. So when I carried her out on the first day, we both appeared clumsy. Our son clapped behind us, daddy is holding mommy in his arms. His words brought me a sense of pain. From the bedroom to the sitting room, then to the door, I walked over ten meters with her in my arms. She closed her eyes and said softly; don’t tell our son about the divorce. I nodded, feeling somewhat upset. I put her down outside the door. She went to wait for the bus to work. I drove alone to the office.

On the second day, both of us acted much more easily. She leaned on my chest. I could smell the fragrance of her blouse. I realized that I hadn’t looked at this woman carefully for a long time. I realized she was not young any more. There were fine wrinkles on her face, her hair was graying! Our marriage had taken its toll on her. For a minute I wondered what I had done to her.

On the fourth day, when I lifted her up, I felt a sense of intimacy returning. This was the woman who had given ten years of her life to me. On the fifth and sixth day, I realized that our sense of intimacy was growing again. I didn’t tell Jane about this. It became easier to carry her as the month slipped by. Perhaps the everyday workout made me stronger.

She was choosing what to wear one morning. She tried on quite a few dresses but could not find a suitable one. Then she sighed, all my dresses have grown bigger. I suddenly realized that she had grown so thin, that was the reason why I could carry her more easily.

Suddenly it hit me… she had buried so much pain and bitterness in her heart. Subconsciously I reached out and touched her head.

Our son came in at the moment and said, Dad, it’s time to carry mom out. To him, seeing his father carrying his mother out had become an essential part of his life. My wife gestured to our son to come closer and hugged him tightly. I turned my face away because I was afraid I might change my mind at this last minute. I then held her in my arms, walking from the bedroom, through the sitting room, to the hallway. Her hand surrounded my neck softly and naturally. I held her body tightly; it was just like our wedding day.

But her much lighter weight made me sad. On the last day, when I held her in my arms I could hardly move a step. Our son had gone to school. I held her tightly and said, I hadn’t noticed that our life lacked intimacy. I drove to office…. jumped out of the car swiftly without locking the door. I was afraid any delay would make me change my mind…I walked upstairs. Jane opened the door and I said to her, Sorry, Jane, I do not want the divorce anymore.

She looked at me, astonished, and then touched my forehead. Do you have a fever? She said. I moved her hand off my head. Sorry, Jane, I said, I won’t divorce. My marriage life was boring probably because she and I didn’t value the details of our lives, not because we didn’t love each other anymore. Now I realize that since I carried her into my home on our wedding day I am supposed to hold her until death do us apart. Jane seemed to suddenly wake up. She gave me a loud slap and then slammed the door and burst into tears. I walked downstairs and drove away. At the floral shop on the way, I ordered a bouquet of flowers for my wife. The salesgirl asked me what to write on the card. I smiled and wrote, I’ll carry you out every morning until death do us apart.

That evening I arrived home, flowers in my hands, a smile on my face, I run up stairs, only to find my wife in the bed -dead. My wife had been fighting CANCER for months and I was so busy with Jane to even notice. She knew that she would die soon and she wanted to save me from the whatever negative reaction from our son, in case we push through with the divorce.— At least, in the eyes of our son—- I’m a loving husband….

The small details of your lives are what really matter in a relationship. It is not the mansion, the car, property, the money in the bank. These create an environment conducive for happiness but cannot give happiness in themselves.

So find time to be your spouse’s friend and do those little things for each other that build intimacy. If you are not in a relationship now, remember this for the second (or third) time around. It’s never too late.

If you don’t share this, nothing will happen to you.

If you do, you just might save a marriage. Many of life’s failures are people who did not realize how close they were to success when they gave up. ♥

Thank you for reading: Like & Share : NBBC 

PAGEhttps://www.facebook.com/akhiroprince
reposted

Lara Sendiri

Seorang pernah berkata padaku, "janganlah membandingkan dirimu dengan orang lain, bandingkan dirimu yang sekarang dengan dirimu kemarin dan menjadi lebih baiklah besok"
pacarku berkata, "Jangan ngelihat orang lain dan terlalu membandingkan diri dengan orang lain. Kalau kita terlalu berpatokan ke dunia yang sempit ini maka pikiran kita sempit jadinya"
Terimakasih nasihatnya, aku sangat menghargai itu :)
oya, jika membandingkan diri dengan orang tidak berarti aku iri loh, aku hanya menikmati tantangan dunia jika aku mempunyai lawan main yang pas di dunia ini, aku tauitu salah jika harus menunggu saingan dari luar untuk dapat memotivasi diri bukannya dari dalam hati sendiri, namun itulah cara hidupku selama ini.
dan, well.. aku akan berusaha untuk mencari tau apa yang sebenarnya aku mau, tanpa pedui dengan orang lain :)
Terimakasih kak Bayu, terimakasih juga lagu penyemangatnya:

Kata-kata yang paling aku suka:
" letakkanlah tanganmu di atas bahuku
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
di depan sana cahya kecil 'tuk membantu
tak hilang arah kita berjalan
... menghadapinya ..."

MUDA

Selalu semangat mendengar lagu ini :D

Agnes Monica – Muda (Le O Le O) Lyrics



Le o le o le o heeei, le o le o le o heeei
Le o le o le o heeei, le o le o le o heeei
Ku berlari pakai hati, tak berhenti sampai mati
Le o le o le o heeei, le o le o le o heeei, le o le o le o heeei

Aku dengar ada yang bicara
Papa mamaku punya cita-cita
Dia baru berusia lima
Tapi semangatnya sungguh sempurna

Never in your life, let them talk to you like you can not
Yes, you’re young but you’re right
Walk your miles, do your part with a smile
’cause you’re young, you’re young, you’re young

Hidupku itu adalah aku
Bukan kamu dan ragumu, jangan sama-samakanku
Hidupmu itu adalah kamu
Bukan kata tidak mampu, tak peduli usiamu

Aku muda (aku muda) aku bisa (aku bisa)

Tak perlu ragukan yang kau lihat
Orang ikuti ku punya jejak
Kamu yang nakal bikin ku bosan
Mulut setan bicara tak karuan

Never in your life, let them talk to you like you can not
Yes, you’re young but you’re right
Walk your miles, do your part with a smile
’cause you’re young, you’re young, you’re young

Hidupku itu adalah aku
Bukan kamu dan ragumu, jangan sama-samakanku
Hidupmu itu adalah kamu
Bukan kata tidak mampu, tak peduli usiamu

Hidupku itu adalah aku
Bukan kamu dan ragumu, jangan sama-samakanku
Biar ku berlari pakai hati
Tak berhenti sampai mati, aku muda aku bisa

Le o le o le o heeei, le o le o le o heeei
Ku berlari pakai hati, tak berhenti sampai mati
Le o le o le o heeei, le o le o le o heeei
Ku berlari pakai hati, tak berhenti sampai mati

Hidupku itu adalah aku
Bukan kamu dan ragumu, jangan sama-samakanku
Hidupmu itu adalah kamu
Bukan kata tidak mampu, tak peduli usiamu

Hidupku itu adalah aku
Bukan kamu dan ragumu, jangan sama-samakanku
Biar ku berlari pakai hati
Tak berhenti sampai mati, aku muda aku bisa

Le o le o le o heeei
Ku berlari pakai hati, tak berhenti sampai mati